Monday 28 January 2019

Timbangan Jujur Kalah oleh Timbangan Normal



Sadarkah anda kalau rakyat sudah tidak percaya lagi sama timbangan jujur?
Oktober tahun 2018, saya sempat nulis tentang papan informasi yg ada di pinggir jalan. Papan yang sengaja dipasang guna memberi informasi bahwa si penjual memakai tinbangan yang jujur. Pada papan tersebut, si penjual menulis "TIMBANGAN JUJUR" dengan ukuran yang sangat besar.

Baru beberapa bulan pakai tulisan timbangan jujur, tiba-tiba diganti dengan tulisan lain. Entah siapa lagi penjual yg pasang tulisan "timbangan jujur" tapi di belakangnya ada tulisan kecil sekali "tapi bohong". Intinya rakyat sudah tidak percaya sama timbangan jujur dan mesti diganti dengan tulisan lain.
Selalu ada lebih baik dari yang terbaik. Begitu pula dengan tulisan timbabngan jujur. Dan  yang layak menggantikan tulisan "timbangan jujur" meski penjualnya adalah orang yang sama adalah ……………..  "TIMBANGAN NORMAL".
Sebagai pendatang baru di dunia perbuah-buahan, timbangan normal menawarkan sesuatu yang tidak dimiliki timbangan jujur. Timbangan normal sudah pasti jujur dan timbangan jujur belum tentu normal. Seperti  Ada banyak anggota dewan yg mengaku jujur tapi ternyata korupsi. Dan tidak ada yang anggota dewan mengaku normal tapi tiba-tiba lebih mementingkan kepentingan rakyatnya.
Timbangan normal juga menaikkan tingkat kepercayaan sehingga pembeli tidak curiga. Beda dengan timbangan jujur. Timbangan boleh jujur tapi penjualnya bisa saja tidak jujur. Pasang iklan "satu kilo sepuluh ribu", ternyata lima belas ribu. Kalau timbangan normal sudah pasti penjualnya juga normal. Penjual yg normal pasti nyari untung.
Tapi tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Sempurna hanya milik Andra & The Backbone. Timbangan normal memiliki kekurangan yang akan dikoreksi oleh timbangan-timbangan selanjutnya. Timbangan adil, timbangan pas, dan timbangan halal sementara menunggu waktu yang tepat untuk menjadi jawara selanjutnya. Begitupun dengan timbangan jujur sebagai pemain lama yang lagi rehat untuk memantaskan dirinya bagi dunia perbuah-buahan.
Sadarkah anda kalau rakyat sudah tidak percaya lagi sama timbangan jujur?
Oktober tahun 2018, saya sempat nulis tentang papan informasi yg ada di pinggir jalan. Papan yang sengaja dipasang guna memberi informasi bahwa si penjual memakai tinbangan yang jujur. Pada papan tersebut, si penjual menulis "TIMBANGAN JUJUR" dengan ukuran yang sangat besar.
Baru beberapa bulan pakai tulisan timbangan jujur, tiba-tiba diganti dengan tulisan lain. Entah siapa lagi penjual yg pasang tulisan "timbangan jujur" tapi di belakangnya ada tulisan kecil sekali "tapi bohong". Intinya rakyat sudah tidak percaya sama timbangan jujur dan mesti diganti dengan tulisan lain.
Selalu ada lebih baik dari yang terbaik. Begitu pula dengan tulisan timbabngan jujur. Dan  yang layak menggantikan tulisan "timbangan jujur" meski penjualnya adalah orang yang sama adalah ……………..  "TIMBANGAN NORMAL".
Sebagai pendatang baru di dunia perbuah-buahan, timbangan normal menawarkan sesuatu yang tidak dimiliki timbangan jujur. Timbangan normal sudah pasti jujur dan timbangan jujur belum tentu normal. Seperti  Ada banyak anggota dewan yg mengaku jujur tapi ternyata korupsi. Dan tidak ada yang anggota dewan mengaku normal tapi tiba-tiba lebih mementingkan kepentingan rakyatnya.
Timbangan normal juga menaikkan tingkat kepercayaan sehingga pembeli tidak curiga. Beda dengan timbangan jujur. Timbangan boleh jujur tapi penjualnya bisa saja tidak jujur. Pasang iklan "satu kilo sepuluh ribu", ternyata lima belas ribu. Kalau timbangan normal sudah pasti penjualnya juga normal. Penjual yg normal pasti nyari untung.
Tapi tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Sempurna hanya milik Andra & The Backbone. Timbangan normal memiliki kekurangan yang akan dikoreksi oleh timbangan-timbangan selanjutnya. Timbangan adil, timbangan pas, dan timbangan halal sementara menunggu waktu yang tepat untuk menjadi jawara selanjutnya. Begitupun dengan timbangan jujur sebagai pemain lama yang lagi rehat untuk memantaskan dirinya bagi dunia perbuah-buahan.

No comments: