Tuesday 31 March 2015

Wacana Pemindahan ibukota Indonesia

Wacana pemindahan ibukota negara Republik Indonesia berkembang pada akhir masa jabatan Presiden RI yang ke-6 Susilo Bambang Yodhoyono. Sebelumnya isu mengenai tentang akan berpindahya pusat pemerintahan dari Jakarta ke luar Jakarta sudah pernah berkembang di era Soekarno dan Soeharto. Kota yang menjadi calon Ibukota negara saat itu yakni Kota Palangkaraya di Kalimantan Tengah, namun wacana ini tidak pernah direalisasikan.
              


Kota yang menjadi tempat tinggal salah satu suku yang ditakuti oleh dunia yakni suku dayak merupakan salah satu kota yang menjadi calon kuat pengganti Jakarta sebagai ibukota negara. Hal ini dikarenakan letaknya yang strategis tepat berada di tengah-tengah kepulauan Nusantara. Namun, Menurut Kepala Bappenas Andrinof Chaniago Palangkaraya sudah tidak layak menjadi calon ibukota RI. Menurut Andrinof, Daya dukung lahan di Palangkaraya tidak cukup. Memang Palangkaraya luas tapi lahan layak huni kecil. Ia justru berpandangan bahwa kota seperti Sampit hingga Pangkalan Bun cocok untuk menjadi ibukota.


Pemindahan ibukota dari Jakarta menjadi masalah yang paling urgent dalam lima tahun kedepan. Pasalnya pembangunan infrastruktur transportasi dan air bersih sudah tidak mampu mendukung laju pertumbuhan penduduk dan pemukiman di Jakarta. Nampaknya warga Jakarta harus was-was dengan keadaan ini dan mempertimbangkan untuk meninggalkan ibukota negara itu.

Sebelumnya wacana mengenai pemindahan ibukota negara ini pernah berkembang di akhir tahun 2013. Kota yang menjadi calon pengganti DKI Jakarta ini diantaranya Palembang, Palangkaraya dan Makassar. Di negara tetangga seperti Malaysia bahkan sudah berpindah ibukota negara sejak tahun 1999 dari Kuala Lumpur ke Putrajaya. Negeri Paman Sam juga pernah berpindah ibukota negara dari New York ke Washington. Indonesia yang sekarang dihuni oleh lebih dari 265 juta jiwa yang lebih dari 12 juta jiwa tinggal di Ibukota negara, nampaknya harus segera berpindah ibukota untuk mengatasi masalah-masalah seperti kemacetan, banjir dan kekurangan air bersih. Jika tidak, diperkirakan tahun 2020 Jakarta akan macet total.

No comments: