Bulan September 2018, Komisi
Pemilihan Umum menetapkan capres-cawapres peserta pemilu. Penetapan tersebut
memutuskan harapan banyak orang yang
selama ini bercita-cita menjadi presiden sejak sekolah dasar. Lagi dan lagi
kita disuguhkan pertarungan antara Jokowi Vs Prabowo. Sampai pertengahan
desember, perbincangan politik tanah air kian suram dan sangat membosankan. Sampai
suatu hari muncul pasangan capres dan cawapres baru dari dunia maya.
Diusung oleh Partai
untuk Kebutuhan Iman, Nurhadi bersama Aldo dengan yakin dan pesimis akan
memenangkan pilpres. Dildo (sebutan untuk paslon ini) bahkan berani berjanji
akan sekedar mengingatkan kepada seuruh muslimah untuk menaati aturan agama dan
berkomitmen penuh untuk memberantas sekulerisme, ateisme, pkisme, htisme,
jametisme, dan liberalisme.
Di laman facebooknya, pasangan
capres dan cawapres ini mengungkapkan alasannya mengkampanyekan program-program
yang mendobrak nalar dan melapaui batas akal pikiran. “Kami tidak mencari
simpati dari kelompok mana pun. Kami terlahir dari suara-suara yang terbungkam, kami murni
menyuarakan rakyat, kami bukan penjilat, idealisme kami kuat, kami tidak bisa
dibeli” tulis beliau di laman facebooknya.
Tak hanya menawarkan
program-program yang melawan nalar, Dildo bahkan berani mengkritik kebijakan-kebijakan
pemerintah mulai dari pembangunan
infrastruktur sampai reklamasi tak luput
dari kritikannya. Namun, kritikan Dildo yang menurut saya paling berani
adalah kritik beliau terhadap
Karl Marx. Nurhadi menulis begini
“Jika Karl Marx memimpikan tatanan masyarakat tanpa kelas, lalu dimana kita
akan belajar”. Barangkali kritik beliau
terhadap marxisme ini lebih pedas daripada kritikan ekonom-ekonom Austrian.
Tidak hanya berani
mengkritik pemerintah dan Karl Marx, Ia bahkan terlampau berani dengan mengkritik
pemuda milenial. Bagi dia, elektabilitas tidak penting selama Ia terus
memperjuangkan rakyat kecil, kaum proletar, dan kaum termarginalkan. Di laman
facebooknya, beliau mengkritik remaja yang menganggap link pornografi itu
merupakan pemersatu bangsa. Bagi pasangan Dildo, mereka adalah remaja yang
tidak menghargai jasa para pahlawan dan para proklamator bangsa.
Seorang yang besar tak akan
diakui kebesarannya tanpa quotes-quotesnya yang massif dijadikan history di WA
dan IG. Quotes adalah tanda kebesaran Nurhadi dan Aldo yang berhasil lolos
pilpres lewat jalur prestasi ini. Ada banyak quotes yang telah dijadikan
history oleh netizen. “Setiap pemimpin mempunyai kekurangan, oleh karena itu
kekurangan bukanlah kelebihan” begitu kira-kira quotes Nurhadi. Selain Nurhadi,
Aldo juga mempunyai quotes-quotes yang layak
dijadikan history. “Membangun hubungan suami istri yang baik bukan hanya sekedar percaya dan bersenggama, namun
juga perlunya sebuah ketahanan yang lama”.
Fakta munculnya
pasangan capres cawapres ini di pertarungan politik lima tahunan adalah berkah
bagi bangsa ini. Peperangan antara Kekaisaran Cebong dan Bani Kampret yang kaku
dan menegangkan akan tercairkan berkat kemunculan pasangan Dildo. Meski baru mengumumkan
keikutsertaannya pada pertengahan bulan desember lalu, namun laman facebooknya
sudah di sukai 85.000 orang dan terus bertambah dengan cepat. Relawan dan
simpatisan kampanye tumbuh bak jamur di musim hujan. Tronjolwan dan Tronjolwati
sebutan bagi pendukungnya kini sudah
tersebar di seluruh pelosok negeri dan dari berbagai kalangan umur dan profesi.
Kehadiran Dildo di bursa pilpres menjadi angin segar bagi pembahasan program-program
masing-masing capres–cawapres yang akan memperkaya demokrasi kita.
No comments:
Post a Comment