Thursday 3 January 2019

Penantang Baru Cebong & Kampret


Bulan September 2018, Komisi Pemilihan Umum menetapkan capres-cawapres peserta pemilu. Penetapan tersebut memutuskan harapan banyak orang  yang selama ini bercita-cita menjadi presiden sejak sekolah dasar. Lagi dan lagi kita disuguhkan pertarungan antara Jokowi Vs Prabowo. Sampai pertengahan desember, perbincangan politik tanah air kian suram dan sangat membosankan. Sampai suatu hari muncul pasangan capres dan cawapres baru dari dunia maya.

Diusung oleh Partai untuk Kebutuhan Iman, Nurhadi bersama Aldo dengan yakin dan pesimis akan memenangkan pilpres. Dildo (sebutan untuk paslon ini) bahkan berani berjanji akan sekedar mengingatkan kepada seuruh muslimah untuk menaati aturan agama dan berkomitmen penuh untuk memberantas sekulerisme, ateisme, pkisme, htisme, jametisme, dan liberalisme.

Di laman facebooknya, pasangan capres dan cawapres ini mengungkapkan alasannya mengkampanyekan program-program yang mendobrak nalar dan melapaui batas akal pikiran. “Kami tidak mencari simpati dari kelompok mana pun. Kami terlahir  dari suara-suara yang terbungkam, kami murni menyuarakan rakyat, kami bukan penjilat, idealisme kami kuat, kami tidak bisa dibeli” tulis beliau di laman facebooknya.

Tak hanya menawarkan program-program yang melawan nalar, Dildo bahkan berani mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah mulai  dari pembangunan infrastruktur sampai reklamasi tak luput  dari kritikannya. Namun, kritikan Dildo yang menurut saya paling berani adalah kritik  beliau  terhadap  Karl Marx. Nurhadi  menulis begini “Jika Karl Marx memimpikan tatanan masyarakat tanpa kelas, lalu dimana kita akan belajar”. Barangkali  kritik beliau terhadap marxisme ini lebih pedas daripada kritikan ekonom-ekonom Austrian.

Tidak hanya berani mengkritik pemerintah dan Karl Marx, Ia bahkan terlampau berani dengan mengkritik pemuda milenial. Bagi dia, elektabilitas tidak penting selama Ia terus memperjuangkan rakyat kecil, kaum proletar, dan kaum termarginalkan. Di laman facebooknya, beliau mengkritik remaja yang menganggap link pornografi itu merupakan pemersatu bangsa. Bagi pasangan Dildo, mereka adalah remaja yang tidak menghargai jasa para pahlawan dan para proklamator bangsa.

Seorang yang besar tak akan diakui kebesarannya tanpa quotes-quotesnya yang massif dijadikan history di WA dan IG. Quotes adalah tanda kebesaran Nurhadi dan Aldo yang berhasil lolos pilpres lewat jalur prestasi ini. Ada banyak quotes yang telah dijadikan history oleh netizen. “Setiap pemimpin mempunyai kekurangan, oleh karena itu kekurangan bukanlah kelebihan” begitu kira-kira quotes Nurhadi. Selain Nurhadi, Aldo juga mempunyai  quotes-quotes yang layak dijadikan history. “Membangun hubungan suami istri yang baik bukan  hanya sekedar percaya dan bersenggama, namun juga perlunya sebuah ketahanan yang lama”.

Fakta munculnya pasangan capres cawapres ini di pertarungan politik lima tahunan adalah berkah bagi bangsa ini. Peperangan antara Kekaisaran Cebong dan Bani Kampret yang kaku dan menegangkan akan tercairkan berkat kemunculan pasangan  Dildo. Meski baru mengumumkan keikutsertaannya pada pertengahan bulan desember lalu, namun laman facebooknya sudah di sukai 85.000 orang dan terus bertambah dengan cepat. Relawan dan simpatisan kampanye tumbuh bak jamur di musim hujan. Tronjolwan dan Tronjolwati sebutan bagi  pendukungnya kini sudah tersebar di seluruh pelosok negeri dan dari berbagai kalangan umur dan profesi. Kehadiran Dildo di bursa pilpres menjadi angin segar bagi pembahasan program-program masing-masing capres–cawapres yang akan memperkaya demokrasi kita.

No comments: