Protes dari kubu Prabowo-Sandi soal bocoran kisi-kisi
pertanyaan debat capres adalah bukti bahwa masih banyak masyarakat yang salah
kaprah menilai kecerdasan. Sebagian besar masyarakat menganggap Prabowo lebih
cerdas dibanding Jokowi baik itu dari pendukung Prabowo maupun dari kubu
Jokowi. Prabowo dicitrakan sebagai orang yang rajin membaca buku-buku berat dan
fasih dalam melantumkan bahasa inggris, sementara Jokowi adalah orang yang
jarang membaca dan gagap berbahasa Inggris. Mereka kemudian langsung
menyimpulkan bahwa Prabowo lebih cerdas dari Jokowi berbekal dua kemampuan tadi.
Salah kaprah soal
kecerdasan ini sudah sangat lumrah bagi masyarakat Indonesia maupun masyarakat
di Negara yang maju. Semua masyarakat punya penyakit yang sama. Mengganti
pertanyaan yang sulit dengan pertanyaan yang mudah. Sering kita mengganti pertanyaan apakah orang itu
cerdas dengan pertanyaan apakah dia lancer membaca dan berhitung. Kita selalu
menganggap orang bagus membaca dan berhitung
adalah orang yang pintar dan yang tidak adalah bodoh. Media bahkan
memengaruhi cara berpikir kita. Penggambaran ilmuwan yang selalu memakai
kacamata baik di film kartun maupun di iklan komersial adalah buktinya.
Sejak kecil, anak sudah
dilatih untuk memberi penilaian terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Apakah
ia adalah anak yang pintar atau anak yang bodoh? Kebanyakan orang tua melakukan
penanam nilai sejak anak mulai belajar di sekolah formal bahwa anak yang pintar
adalah anak yang lancar membaca dan berhitung. Akibatnya beberapa anak minder
dan mencap dirinya sebagai anak yang bodoh dan temannya sebagai anak yang lebih
pintar. Padahal tiap anak punya kemampuan dan kecepatan yang berbeda untuk
memahami sesuatu. Hal itu kemudian tertanam di benak anak sampai ia dewasa. Keberhasilan
doktrin tersebut terlihat hari ini dimana banyak orang menganggap Prabowo lebih
pintar daripada Jokowi hanya karena sering membaca buku bacaan yang berat dan
fasih berbahasa Inggris.
Sementara itu Howord
Gardner membagi kecerdasan manusia atas 8 tipe kecerdasan. Kecerdasan pertama
adalah kecerdasan linguistik. Orang yang punya kecerdasan ini adalah orang yang
biasanya pintar merangkai kata baik lisan maupun tulisan. Prabowo lebih cerdas
dari Jokowi untuk ukuran ini. Kecerdasan tipe kedua adalah kecerdasan Matematis
atau Logika. Orang yang punya kecerdasan
ini biasanya pintar matematika dan logika. Biasanya mereka cepat memahami suatu argumen dan memberikan hipotesis.
Kecerdasan berikutnya
adalah kecerdasan Spasial. Pelukis, desainer, dan arsitek biasanya dominan di
kecerdasan ini. Sementara itu atlet biasanya memiliki tipe kecerdasan
Kinestetik. Mereka mampu menyelaraskan pikiran dan tubuh mereka. Ronaldo bisa
memikirkan strategi sambil berlari menggiring bola berkat memiliki kecerdasan
ini. Jika kamu adalah orang yang mampu memahami ritme dan nada sebuah lagu
dengan baik, kemungkinan besar kamu memiliki kecerdasan musical di atas
rata-rata. Musisi-musisi dan komposer
terkenal bisa langsung menerjemahkan sebuah lagu yang baru pertama kali
mereka dengar dan langsung memankannya.
Jika kamu di sebauh
tempat dan melihat seseorang dikerumuni orang lain, kemungkinan orang itu punya
kecerdasan interpersonal yang tinggi. Orang dengan kecerdasan ini, mampu
memahami perasaan orang lain dengan mudah. Mereka memiliki rasa simpati
dan empati yang tinggi terhadap orang lain.
Jokowi jelas lebih dominan daripada prabowo jika diukur berdasarkan kecerdasan
tipe ini. Jika kamu adalah tipe orang yang mampu memahami kelebihan dan kekurangan
diri sendiri, kamu punya kecerdasan intrapersonal yang bagus. Dengan kecerdasan ini, kamu mampu
memahami apa yang kamu inginkan dan butuhkan
tanpa meminta nasihat dari orang lain. Terakhir adalah kecerdasan naturalis. Charles Darwin adalah salah contoh
seorang naturalis. Ia mampu mengenali tingkah laku hewan atau tumbuhan dan
menyukai alam liar sampai ia mencetuskan teori seleksi alam yang sangat
terkenal itu.
Pada dasarnya, tidak
ada kecerdasan yang lebih superior dari yang lain. Prabowo punya kecerdasan
linguistik, Jokowi punya kecerdasan interpersonal, dan Darwin punya kecerdasan
naturalis. Baik Prabowo, Jokowi, maupun Darwin punya ciri khas sendiri dan itu
adalah sebuah keunikan masing-masing. Tidak ada dari mereka yang lebih cerdas
daripada yang lain. Mereka hanya berbeda.
No comments:
Post a Comment