Salah satu fenomena
yang menarik di dunia pendidikan tanah air adalah menyontek. Ratusan artikel
tips & trik menyontek agar tidak ketahuan bertebaran di sepanjang
halaman pencarian google. Selain artikel tips dan trik menyontek, ada pula
lartikel yang menolak keras bahkan mencemooh budaya nyontek. Bahkan jumlahnya
lebih banyak dari tips & trik tadi.
Instansi
pendidikan mulai dari kementrian hingga sekolah-sekolah sangat menentang
kebiasaan menyontek. Mulai dari mengubah sistem ujian hingga pengaturan bangku
kelas agar tidak berdekatan. Namun segala upaya yang dilakukan kurang
membuahkan hasil yang maksimal. Pelajar kita masih sibuk membuat contekan saat
malam sebelum ujian, masih berlomba mencari bangku paling belakang saat ujian,
dan masih berusaha menyelundupkan buku catatan di bawah kolong mejanya.
Kelihatannya
bangsa kita sudah tidak tertolong lagi. Bangsa kita sudah terlanjur kecanduan
bahkan sakau nyontek
saat ujian. Semua hasil tes ditentukan seberapa pintar ia menyontek saat ujian
bukan seberapa kuat pemahaman materi dan konsep pelajaran. Tapi sebelum janur
kuning menghilang di acara nikahan ditelan peradaban modern, semua masih
tertolong.
Masih
ada jalan untuk menghilangkan kebiasaan yang sudah melekat sejak lama
itu. Pada tulisan kali ini penulis ingin membagikan tips dan trik untuk tidak
menyontek saat ujian.
Pertama, pahamilah apa
yang akan diujikan. Hal yang harus dan paling pokok agar tidak menyontek pada
saat ujian adalah mengetahui materi yang akan diujikan dan bentuk tes seperti
apa yang akan dihadapi. Banyak pelajar yang saat ujian baru mengetahui materi
yang akan diujikan. Karena sifatnya sangat mendadak maka menyontek adalah jalan
keluarnya. Inilah hal yang harus dicegah. Dengan mengetahui materi yang akan
diujikan dan bentuk tes yang akan dihadapi akan membuat kita lebih siap mental
dan strategi menempuh ujian nantinya.
Yang kedua,
Niatkan sebelumnya untuk tidak menyontek. Sebelum memasuki ruangan ujian, coba
kita niatkan untuk tidak menyontek dan memberikan penghargaan atas
kejujuran kita nantinya. Niat yang tulus dan motivasi untuk mendapat
penghargaan akan mencegah kita nantinya untuk berbuat curang.
Ketiga, Cari tempat
duduk paling dekat dengan pengawas. Setelah memersiapkan diri untuk ujian dan
sudah berniat jujur, langkah selanjutnya adalah mencari posisi yang strategis.
Posisi yang strategis agar tidak menyontek berada di bangku paling depan dekat
dengan meja pengawas ujian. Godaan untuk menyontek biasanya akan hilang saat
kita berada di posisi ini. Rasa malu saat ditegur dan rasa takut ketahuan akan
membuat otak kita berpikir dua kali untuk menyontek.
Yang keempat,
jauhkan semua barang-barang penggoda. Duduk paling depan membuat kita merasa
percaya diri tidak terlalu diawasi oleh pengawas ujian. Kita akan mengira
pengawas hanya memerhatikan orang-orang yang berada di bangku belakang. Karena
hal tersebut, seringkali muncul ide di kepala kita untuk membuka buku catatan
apalagi saat mendapatkan soal yang rumit. Maka cara untuk menghindari agar niat
tidak menyontek tetap teguh adalah menyimpan segala jenis barang yang bisa
meruntuhkan niat kita seperti buku catatan dan handphone.
Kelima, jangan tengok
ke belakang. Salah satu hal yang sering membuyarkan konsentrasi adalah teman
yang memanggil nama kita saat ujian berlangsung entah untuk meminta
contekan atau memberi contekan karena terlalu baik. Karena rasa kasihan sering
muncul saat teman yang meminta sampai memohon-mohon untuk diberi contekan maka
jangan sekali-kali nengok ke belakang. Satu kali kita menengok akan membuat
lebih banyak panggilan nama kita. Berpura-puralah tuli dan disertai akting
menulis agar teman mengerti kita sedang sibuk dan tidak bisa membantu.
Yang keenam dan
terakhir, Pahamilah tujuan dari ujian. Melakukan kelima hal di atas tidak
berarti apapun dan niat untuk tidak menyontek bisa runtuh seketika karena satu
buah kesalahan kecil. Tujuan dari sebuah ujian adalah mengukur sejauh
mana pemahaman kita akan materi dan konsep dari pelajaran yang telah kita
terima sebelumnya.
Ujian
juga mengukur sejauh mana tenaga pengajar mampu mentransformasikan materi
pelajaran kepada peserta didiknya. Oleh karena itu jangan kita membuat ujian
yang menelan biaya, waktu, dan tenaga yang banyak sia-sia hanya karena
keinginan untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi.
No comments:
Post a Comment