"Kamu bisa menghapus seseorang dari pikiran kamu. Mengeluarkan mereka dari hatimu adalah cerita yang berbeda."
Minggu lalu, Saya menulis alasan kamu
harus menonton film CODA.
Sebuah film drama musik yang menceritakan anak remaja dari keluarga tuna rungu
yang berusaha menggapai cita-citanya sebagai penyanyi. Nah pekan ini, kembali
saya akan menulis tentang film yang Saya tonton pada akhir pekan. Film itu
adalah Eternal Sunshine of the Spotless
Mind.
Eternal Sunshine of the Spotless Mind bercerita tentang pasangan Joel Barish dan
Clementine Kruczynsky yang berusaha menghapus kenangan mereka satu sama lain.
Mereka menghapus kenangan mereka menggunakan sebuah teknologi yang dapat
menghapus ingatan tentang seseorang. Saat ingatan tentang orang itu dihapus,
maka ia hanya akan tampak seperti orang asing bagi kita.
Kehidupan percintaan selalu
mengalami fase naik turun. Hal inilah yang juga dirasakan oleh pasangan ini.
Kehidupan percintaan mereka berubah. Bukan karena faktor ekternal seperti restu
orang tua atau hal yang berhubungan dengan kelas sosial, namun karena mereka
adalah manusia yang punya keunikan kepribadian masing-masing. Joel adalah
pribadi yang pemalu dan introvert, sementara Clementine adalah wanita yang ektrovert
dan impulsif.
Kejenuhan membuat mereka sering
bertengkar. Dan puncaknya terjadi saat Clementine pulang dalam keadaan mabuk
dan mereka bercekcok di rumah. Singkat cerita, pertengkaran mereka berakhir
dengan Clementine meninggalkan rumah dan memutuskan untuk menghapus ingatannya
tentang Joel dengan mendatangi tempat praktik penghapusan ingatan. Joel yang
mendapati dirinya tak lagi dikenali oleh Clementine dan hanya dianggap orang
asing, juga memutuskan untuk menghapus ingatannya.
Masalah muncul ketika Joel sedang
dalam proses penghapusan ingatan. Ia mendapati dirinya masih mencintai
Clementine dan menyesal telah memilih untuk menghapus ingatannya. Namun,
pilihan telah ditetapkan dan prosedur telah berjalan. Satu persatu ingatan Joel
dihapus.
Film ini berkutat di seputaran
proses penghapusan ingatan yang dialami Joel. Joel yang menyesal telah memilih
menghapus ingatannya tentang Clementine berusaha menghentikan proses
penghapusan. Karakter Joel diperankan oleh Jim Carrey dan Clementine diperankan
oleh Kate Winslet. Selain mereka berdua, ada karakter Dr. Mierzwiak, Stan,
Mary, dan Patrick yang bekerja untuk menghapus ingatan Joel yang turut memberi
sumbangsih besar untuk cerita film ini.
Eternal
Sunshine of the Spotless Mind rilis
tahun 2004 dan telah memenangkan oscar di kategori best
original screenplay. Film ini mendapat rating 8.3 di IMDb. Jika kamu
suka series Black Mirror dan
film Her yang diperankan Joaquin Phoenix, film ini mungkin akan kamu sukai
juga. film ini selain bergenre drama romance, juga bergenre Sci-fi. film ini
menggambarkan sisi gelap teknologi, namun dibungkus dengan drama percintaan
yang lebih dominan.
Hal yang paling Saya sendiri
sukai dari film ini adalah penggambaran hubungan percintaannya yang sangat
realistis dan manusiawi. Hubungan percintaan sangatlah kompleks dan mengalami
banyak fase. Kompleksitas itu ditentukan dua karakter dengan kepribadian yang
berbeda dan unik. Kombinasi dari kepribadian itulah yang membuat hubungan
menjadi kompleks.
Selain kompleksitas, fase dalam hubungan juga
juga berperan penting dalam menentukan berlanjut atau berakhirnya suatu
percintaan. Dalam film ini, fase ditandai dengan warna rambut Clementine. Jika
kamu memperhatikan, warna rambut Clementine berubah sepanjang fase percintaan
mereka selama setahun.
Terakhir, film ini menyuguhkan
banyak dialog yang dalam dan jujur. film ini juga punya banyak quotes-quotes
menarik. Quotes yang saya tuliskan di awal tulisan ini, adalah quotes yang ada
di poster film. Ada banyak dialog yang bisa dijadikan quotes. Saya akan menutup
tulisan ini dengan quotes yang disukai oleh karakter Mary "berbahagialah
para pelupa, karena mereka bisa melupakan kesalahan masa lalu".
****
No comments:
Post a Comment