Saturday 3 September 2016

Akankah Rokok Menghilang dari Bumi Pertiwi ?

Rokok menjadi sebuah fenomena sendiri di Indonesia. Masih segar dalam ingatan seorang anak kecil merokok berpuluh batang dalam sehari yang sempat tenar di youtube dan menjadi topik pembicaraan sampai ke media International. Anak kecil yang seharusnya mendapat makanan bergizi malah mendapatkan racun. Mudahnya mendapatkan barang ini membuat rokok menjadi konsumsi semua orang. Rokok sangat mengancam kesehatan para perokok.  Perokok pasif yang notabene tidak menghisap asap rokok secara langsung juga terancam. Beberapa penelitian membuktikan perokok pasif merupakan pihak yang paling dirugikan dari rokok ini. Asap yang dihembuskan oleh perokok tidak hanya masuk ke sistem pernapasan perokok aktif, namun orang-orang yang berada di dekatnya terkena paparan asap itu.


Jumlah perokok aktif di Indonesia terbilang cukup tinggi. Negara berkembang merupakan pangsa pasar bagi Industri rokok besar, Amerika yang merupakan negeri asal Marlboro telah mengurangi jumlah perokoknya melalui regulasi pemerintah. Pemahaman masyarakat Amerika tentang kesehatan terbilang maju dibandingkan dengan Indonesia mampu mengurangi jumlah perokok di negeri Adidaya itu. Masyarakat Indonesia yang masih kurang paham tentang kesehatan adalah pangsa pasar industri rokok. Iklan rokok yang menjamur di TV, media lain, dan berbagai tempat merupakan upaya dari Industri Rokok untuk menarik konsumen. Iklan rokok yang khas dengan atraksi keren mampu mendoktrin masyarakat untuk berpandangan bahwa merokok itu adalah  aktivitas keren.

Upaya Pemerintah untuk menekan jumlah perokok di Indonesia sudah ditempuh dengan berbagai cara. Mulai dari kampanye anti rokok, memberikan sosialisasi kesehatan tentang bahaya merokok, dan melalui larangan merokok di ruang publik. Namun, kebijakan tersebut belum mampu menekean jumlah perokok. Beberapa hari yang lalu beredar isu akan dinaikkannya harga rokok di seluruh tanah air. Menaikkan biaya cukai rokok hingga 200 % adalah sebuah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah perokok ini. dengan menyerang para perokok dari segi ekonomi akan menekan jumlah perokok aktif. Rokok menjadi barang yang mahal, masyarakat akan berpikir berkali-kali untuk membeli sebungkus rokok.

Masyarakat miskin yang merupakan perokok akan meninggalkan rokok, anak-anak sekolah yang merupakan pangsa pasar industri rokok akan berhenti merokok. Warung-warung kecil tidak akan menjual lagi rokok karena masyarakat sudah enggan beli rokok. Dengan hilangnya konsumen dan distributor rokok ini akan menekan jumlah perokok di Indonesia dan tentunya akan lebih meningkatkan kualitas kesehatan  dan produktivitas masyarakat seccara keseluruhan.Rokok sudah menjadi barang mewah yang sulit mampu dijangkau lagi oleh masyarakat menengah ke bawah.

Dengan mahalnya harga rokok, perusahaan akan menurunkan tingkat operasinya yang akan berdampak pada penurunan jumlah tenaga kerja. PHK menjadi masalah dari hal ini. perusahaan yang kehilangan sebagian konsumennya akan menurunkan jumlah produksinya. Dengan produksi yang berkurang akan membuat penggunaan tenaga kerja berkurang juga dan membuat sebagian pekerja terancam di PHK.
 Rokok berasal dari tembakau dan cengkeh. Para petani tembakau dan cengkeh akan kehilangan pasarnya akibat penurunan produksi rokok ini. akan tetapi masalah ini tidak sebanding dengan masalah yang ditimbulkan akibat rokok. Petani tembakau bisa mengganti tembakau dengan tanaman lain. Petani cengkeh bisa mengalihkan pasar ke industri lain. Hal ini tentu tidak akan terlalu berpengaruh terhadap pendapatan petani ini.

No comments: