Rokok menjadi sebuah fenomena sendiri di Indonesia. Masih
segar dalam ingatan seorang anak kecil merokok berpuluh batang dalam sehari
yang sempat tenar di youtube dan menjadi topik pembicaraan sampai ke media
International. Anak kecil yang seharusnya mendapat makanan bergizi malah
mendapatkan racun. Mudahnya mendapatkan barang ini membuat rokok menjadi
konsumsi semua orang. Rokok sangat mengancam kesehatan para perokok. Perokok pasif yang notabene tidak menghisap
asap rokok secara langsung juga terancam. Beberapa penelitian membuktikan
perokok pasif merupakan pihak yang paling dirugikan dari rokok ini. Asap yang
dihembuskan oleh perokok tidak hanya masuk ke sistem pernapasan perokok aktif,
namun orang-orang yang berada di dekatnya terkena paparan asap itu.
Jumlah perokok aktif di Indonesia terbilang cukup tinggi.
Negara berkembang merupakan pangsa pasar bagi Industri rokok besar, Amerika
yang merupakan negeri asal Marlboro telah mengurangi jumlah perokoknya melalui
regulasi pemerintah. Pemahaman masyarakat Amerika tentang kesehatan terbilang
maju dibandingkan dengan Indonesia mampu mengurangi jumlah perokok di negeri
Adidaya itu. Masyarakat Indonesia yang masih kurang paham tentang kesehatan
adalah pangsa pasar industri rokok. Iklan rokok yang menjamur di TV, media
lain, dan berbagai tempat merupakan upaya dari Industri Rokok untuk menarik
konsumen. Iklan rokok yang khas dengan atraksi keren mampu mendoktrin
masyarakat untuk berpandangan bahwa merokok itu adalah aktivitas keren.
Upaya Pemerintah untuk menekan jumlah perokok di Indonesia
sudah ditempuh dengan berbagai cara. Mulai dari kampanye anti rokok, memberikan
sosialisasi kesehatan tentang bahaya merokok, dan melalui larangan merokok di
ruang publik. Namun, kebijakan tersebut belum mampu menekean jumlah perokok.
Beberapa hari yang lalu beredar isu akan dinaikkannya harga rokok di seluruh
tanah air. Menaikkan biaya cukai rokok hingga 200 % adalah sebuah solusi yang
tepat untuk mengatasi masalah perokok ini. dengan menyerang para perokok dari
segi ekonomi akan menekan jumlah perokok aktif. Rokok menjadi barang yang
mahal, masyarakat akan berpikir berkali-kali untuk membeli sebungkus rokok.
Masyarakat miskin yang merupakan perokok akan meninggalkan
rokok, anak-anak sekolah yang merupakan pangsa pasar industri rokok akan
berhenti merokok. Warung-warung kecil tidak akan menjual lagi rokok karena
masyarakat sudah enggan beli rokok. Dengan hilangnya konsumen dan distributor
rokok ini akan menekan jumlah perokok di Indonesia dan tentunya akan lebih
meningkatkan kualitas kesehatan dan
produktivitas masyarakat seccara keseluruhan.Rokok sudah menjadi barang mewah
yang sulit mampu dijangkau lagi oleh masyarakat menengah ke bawah.
Dengan mahalnya harga rokok, perusahaan akan menurunkan tingkat
operasinya yang akan berdampak pada penurunan jumlah tenaga kerja. PHK menjadi
masalah dari hal ini. perusahaan yang kehilangan sebagian konsumennya akan
menurunkan jumlah produksinya. Dengan produksi yang berkurang akan membuat
penggunaan tenaga kerja berkurang juga dan membuat sebagian pekerja terancam di
PHK.
Rokok berasal dari
tembakau dan cengkeh. Para petani tembakau dan cengkeh akan kehilangan pasarnya
akibat penurunan produksi rokok ini. akan tetapi masalah ini tidak sebanding
dengan masalah yang ditimbulkan akibat rokok. Petani tembakau bisa mengganti
tembakau dengan tanaman lain. Petani cengkeh bisa mengalihkan pasar ke industri
lain. Hal ini tentu tidak akan terlalu berpengaruh terhadap pendapatan petani
ini.
No comments:
Post a Comment