Monday 6 September 2021

Coki Pardede dan Mengapa Ia Mewakili Sebagian dari Kita

Peristiwa penangkapan Coki Pardede di kediamannya atas penyalahgunaan narkoba seketika mengejutkan kita semua. Atas kejadian itu, nama Coki trending di jagat twitter. Peristiwa penangkapan Coki oleh aparat kepolisian ini menimbulkan reaksi yang beragam. 

Ada yang bersyukur akhirnya musuh masyarakat ditangkap, ada yang menyalahkan polisi karena proses penangkapan yang kelihatannya berusaha mempermalukan pribadi Coki, dan yang paling parah adalah menjadikannya sebagai bahan komedi.

Namun, reaksi yang paling banyak muncul adalah senang. Banyak netizen senang akhirnya Ia ditangkap. Coki adalah Stand-Up Komedian yang terkenal dengan Dark Jokesnya. 

Jokes yang Ia keluarkan kerap menyinggung beberapa kelompok masyarakat dan kurang dapat diterima oleh bebarapa orang. Ia sendiri membranding dirinya sebagai musuh masyarakat dan sebagai iblis yang menyesatkan para pemuda dan domba-domba.

Saya mengenal sosok komedian ini pada saat Ia berkasus dengan beberapa umat Islam yang tersinggung karena konten youtubenya. Video yang ia unggah itu bercerita tentang proses Dia memasak daging babi dan mencampurkannya dengan kurma bersama rekannya Tretan Muslim. 

Sontak, ormas-ormas Islam langsung naik pitam. Dari kasus itu, mereka berdua kerap mendapat ancaman pembunuhan. Banyak pihak yang tidak dapat menerima komedi yang Ia bawakan, namun banyak juga yang sangat terhibur. Saya termasuk salah satu yang terhibur.

Jika boleh Saya akui, Coki adalah komedian yang mengenalkan saya dengan dark jokes. Pada umumnya dark jokes adalah tentang mengangkat topik yang dianggap tabu dan tak layak dibicarakan sebagai bahan komedi. 

Ia datang dari sesuatu yang gelap dan diangkat untuk dibicarakan kemudian ditertawakan. tidak ada yang terlalu spesial, kecuali bahwa dark jokes memang tidak dapat diterima secara luas oleh banyak orang. Namun, jenis komedi yang lain pun juga tidak diterima secara luas.

Ada banyak jenis komedi yang membuat kita tertawa, namun bagi orang lain itu hanyalah hal bodoh atau bahkan tidak layak disebut komedi. sebagai contoh adalah acara Pesbukers. Di dalam acara tersebut, ada banyak adegan saling lempar tepung dan kegiatan saling bully yang membuat penontonnya tertawa. 

Di satu sisi, beberapa orang menganggap hal itu hanyalah hal bodoh dan komedi receh. Selain komedi Pesbukers, jenis komedi lainnya adalah Jokes seksis yang sangat dinikmati oleh bapak-bapak, Tetapi dianggap melecehkan oleh beberapa feminis.

Penonton yang tertawa saat melihat orang saling lempar tepung tidak bisa kita generalisir sebagai orang bodoh. Begitu pula Bapak-bapak yang selalu mengeluarkan jokes seksis tidak bisa kita tuduh merendahkan martabat perempuan. 

Keduanya hanyalah bagian dari komedi yang berusaha membuat kita semua tertawa. Keduanya mewakili banyak orang yang tertawa dari hal lucu yang memang sangatlah subjektif.

Kembali ke Coki Pardede. Dia mewakili banyak orang yang punya keresahan yang sama tentang banyak hal. Topik-topik yang Ia angkat sebagai lelucon adalah keresahan orang-orang yang tak banyak orang berani mengangkatnya. 

Keresahan itu berasal dari sisi gelap kita sebagai manusia. Dan Coki datang mengangkat hal itu keluar dari dalam diri kita. Mungkin, versi yang paling ekstrim, beberapa fans garis keras akan menganggap Coki sebagai Messiah.

Terakhir, kita berharap Penangkapan Coki ini adalah peristiwa yang bisa membuat hidupnya menjadi lebih baik. Ia bisa direhab dan keluar nantinya sebagai pribadi yang lebih baik. Keluar dan menghibur kita dengan Dark Jokes yang lebih berkualitas. Mari kita berdoa kepada Tuhan, semoga Coki diberikan kesempatan dan kesehatan dan diampuni semua dosa-dosanya.

Tunggu.......

Bukannya Coki tidak percaya Tuhan!!!!


No comments: