Peristiwa penangkapan Coki Pardede di kediamannya atas penyalahgunaan narkoba seketika mengejutkan kita semua. Atas kejadian itu, nama Coki trending di jagat twitter. Peristiwa penangkapan Coki oleh aparat kepolisian ini menimbulkan reaksi yang beragam.
Ada yang bersyukur akhirnya musuh masyarakat ditangkap, ada yang
menyalahkan polisi karena proses penangkapan yang kelihatannya berusaha
mempermalukan pribadi Coki, dan yang paling parah adalah menjadikannya sebagai
bahan komedi.
Namun, reaksi yang paling banyak muncul adalah senang. Banyak
netizen senang akhirnya Ia ditangkap. Coki adalah Stand-Up Komedian yang
terkenal dengan Dark Jokesnya.
Jokes yang Ia keluarkan kerap menyinggung beberapa kelompok
masyarakat dan kurang dapat diterima oleh bebarapa orang. Ia sendiri
membranding dirinya sebagai musuh masyarakat dan sebagai iblis yang menyesatkan
para pemuda dan domba-domba.
Saya mengenal sosok komedian ini pada saat Ia berkasus dengan
beberapa umat Islam yang tersinggung karena konten youtubenya. Video yang ia
unggah itu bercerita tentang proses Dia memasak daging babi dan mencampurkannya
dengan kurma bersama rekannya Tretan Muslim.
Sontak, ormas-ormas Islam langsung naik pitam. Dari kasus itu,
mereka berdua kerap mendapat ancaman pembunuhan. Banyak pihak yang tidak dapat
menerima komedi yang Ia bawakan, namun banyak juga yang sangat terhibur. Saya
termasuk salah satu yang terhibur.
Jika boleh Saya akui, Coki adalah komedian yang mengenalkan saya
dengan dark jokes.
Pada umumnya dark jokes adalah tentang mengangkat topik yang dianggap tabu dan
tak layak dibicarakan sebagai bahan komedi.
Ia datang dari sesuatu yang gelap dan diangkat untuk dibicarakan
kemudian ditertawakan. tidak ada yang terlalu spesial, kecuali bahwa dark jokes
memang tidak dapat diterima secara luas oleh banyak orang. Namun, jenis komedi
yang lain pun juga tidak diterima secara luas.
Ada banyak jenis komedi yang membuat kita tertawa, namun bagi
orang lain itu hanyalah hal bodoh atau bahkan tidak layak disebut komedi.
sebagai contoh adalah acara Pesbukers. Di dalam acara tersebut, ada banyak
adegan saling lempar tepung dan kegiatan saling bully yang membuat penontonnya
tertawa.
Di satu sisi, beberapa orang menganggap hal itu hanyalah hal bodoh
dan komedi receh. Selain komedi Pesbukers, jenis komedi lainnya adalah Jokes
seksis yang sangat dinikmati oleh bapak-bapak, Tetapi dianggap melecehkan oleh
beberapa feminis.
Penonton yang tertawa saat melihat orang saling lempar tepung
tidak bisa kita generalisir sebagai orang bodoh. Begitu pula Bapak-bapak yang
selalu mengeluarkan jokes seksis tidak bisa kita tuduh merendahkan martabat
perempuan.
Keduanya hanyalah bagian dari komedi yang berusaha membuat kita
semua tertawa. Keduanya mewakili banyak orang yang tertawa dari hal lucu yang
memang sangatlah subjektif.
Kembali ke Coki Pardede. Dia mewakili banyak orang yang punya
keresahan yang sama tentang banyak hal. Topik-topik yang Ia angkat sebagai
lelucon adalah keresahan orang-orang yang tak banyak orang berani
mengangkatnya.
Keresahan itu berasal dari sisi gelap kita sebagai manusia. Dan
Coki datang mengangkat hal itu keluar dari dalam diri kita. Mungkin, versi yang
paling ekstrim, beberapa fans garis keras akan menganggap Coki sebagai Messiah.
Terakhir, kita berharap Penangkapan Coki ini adalah peristiwa yang
bisa membuat hidupnya menjadi lebih baik. Ia bisa direhab dan keluar nantinya
sebagai pribadi yang lebih baik. Keluar dan menghibur kita dengan Dark Jokes
yang lebih berkualitas. Mari kita berdoa kepada Tuhan, semoga Coki diberikan
kesempatan dan kesehatan dan diampuni semua dosa-dosanya.
Tunggu.......
Bukannya Coki tidak percaya Tuhan!!!!
No comments:
Post a Comment