Premium akan dihapuskan

Akhir-akhir ini sempat terdengar oleh kedua  telinga saya bahwa akan dihapuskannya bbm jenis premium. bahan bakar minyak RON 88 ini akan dihapuskan oleh pertamina atas usulan dari pemerintah.  Hal ini tentunya membuat sebagian masyarakat takut. Ketakutan ini tidak lain karena pada biasanya jika terjadi kenaikan bahan bakar minyak, maka akan dibarengi pula dengan kenaikan kebutuhan pokok. Bergitupun dengan transportasi, organda yang terancam rugi dengan memertahankan biaya angkut yang lebih murah akan menaikkan biaya angkut tersebut. Otomatis akan terjadi kenaikan jumlah pengeluaran rumah tangga.

Sebenarnya bbm jenis premium yang sering kita pakai sehari-hari, kualitas pembakarannya lebih buruk dibanding dengan bensin jenis RON 92 atau pertamax. Penggunaan pertamax pada kendaraan bermotor akan membuat mesin lebih awet karena kualitas pembakarannya yang baik. RON 88 sebenarnya lebih diposisikan sebagai bahan bakar bagi masyarakat tidak mampu sehingga RONnya rendah dan harganya juga rendah

          

Sebagai info Indonesia adalah satu-satunya negara yang menggunakan bensin jenis premiun di dunia saat ini. DI Indonesia, terdapat beberapa jenis BBM yang tersedia di SPBU yakni, solar, biosolar, premium, pertamax, dan pertamax plus. Berikut kelebihan serta kekurangan bahan bakar tersebut.

Premium                                                                  

Premium atau biasanya orang menyebutnya bensin merupakan BBM jenis distilat yang memiliki warna kekuningan yang jernih. Premium atau bensin mengandung oktan atau Research Octane Number (RON) sebesar 88, paling rendah di antara jenis BBM untuk kendaraan bermotor.

Sebagai BBM dengan nilai oktan rendah, maka premium mempunya beberapa kelemahan.

• Dari aspek teknologi, penggunaan premium dalam mesin berkompresi tinggi akan menyebabkan mesin mengalami knocking. Premium didalam mesin kendaraan akan meledak tidak sesuai dengan gerakan piston. Knocking menyebabkan tenaga mesin berkurang sehingga terjadi pemborosan atau inefisiensi.
•  Dari aspek keungan, knocking yang berkepanjangan berakibat terjadinya kerusakan pada piston sehingga akan lebih cepat untuk mengganti piston.
• Menggunakan tambahan pewarna
• Menghasilkan Nox dan Cox dalam jumlah besar

      Pertamax

  Pertamax merupakan BBM yang pada proses pembuatannya menggunakan tambahan zat aditif. Pertamax pertama kali diluncurkan pada tahun 1999 sebagai penggantin premix 98 karena unsur MTBE yang berbahaya bagi lingkungan. Pertamax sangat disarankan untuk digunakan pada kendaraan bermotor yang diproduksi setelah tahun 1990, terutama untuk kendaraan yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injectien dan Catalytic converters. Pertamax dijual di pasaran dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan premium.Sebagai BBM yang dijual dengan harga lebih mahal, keunggulan pertamax yaitu.    Bebas timbal

• Nilai atau kadar oktan lebih tinggi dari premium yakni 92
• Pertamax dapat menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi sehingga dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston.
•  Menghasilkan Nox dan Cox dalam jumlah yang lebih sedikit

Pertamax Plus

Pertamax plus merupakan jenis BBM yang telah memenuhi standar performa International World Wide Fuel Charter (IWWFC). Pertamax plus biasanya digunakan pada kendaraan yang memiliki rasio kompresi minimal 10,5 serta menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection, Variabel Valve Timing, Turbochargers, dan Catalytic Coverters.

Keunggulan pertamax plus yaitu

•  Bebas timbal
• Oktan atau RON 95 lebih tinggi dari pertamax
• Penggunaan BBM lebih optimal dibanding premium dan pertamax
• Bisa membersihkan timbunan deposit pada fuel injector, inlet valve, dan ruang bakar yang dapat menurunkan performa mesin kendaraan, serta mampu melanjutkan air didalam tangki mobil sehingga dapat mencegah karat dan korosi pada saluran dan tangki bahan bakar.

Terlepas dari kelebihan pertamax maupun pertamax plus dibanding premium, nampaknya pemerintah harus meninjau kembali apakah akan menghapus premium atau tidak. Pasalnya jika terjadi penghapusan premium makan akan menyengsarakan beberapa kalangan masyarakat dengan kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok.